Gudangberita.co.id, Batam – Sejak 2020, hampir dua ribu orang pekerja migran Indonesia meninggal akibat pelecehan, kecelakaan atau penyakit.
Tanpa dokumentasi yang tepat, akses ke perawatan kesehatan atau perlindungan dari agen berlisensi pemerintah, pekerja Indonesia seringkali rentan terhadap eksploitasi.
Suster Laurentina tahu betul risiko yang dihadapi para pekerja migran Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah.
Sejak 2017, biarawati Katolik itu telah memulangkan 628 jenazah – hampir semuanya dari Malaysia – ke Nusa Tenggara Timur, di mana ia mengelola tempat penampungan bagi para migran yang mengalami pelecehan.
Bahaya dan eksploitasi semakin besar ketika orang Indonesia menerima pekerjaan melalui perekrut curang yang membuat janji-janji besar, katanya.
Sejak pandami dan krisis banyak yang nekat menyeberang secara nonprosedural atau menjadi PMI Ilegal
“Orang-orang putus asa dan dapat jatuh ke dalam perangkap menggunakan jalur ilegal ini,” katanya, banyak yang melakukan perjalanan menggunakan dokumen palsu atau dibawa dengan perahu motor yang penuh sesak, seringkali dari Batam yang bertetangga dengan Malaysia.
Kematian para pekerja ini dapat disebabkan oleh kondisi kerja yang ekstrim, masalah kesehatan, kelaparan dan dalam beberapa kasus, bunuh diri, kata Suster Laurentina, seraya menambahkan bahwa “begitu banyak keluarga” telah tersentuh oleh tragedi tersebut.