BatamNusantara

Tak Peduli Risiko Pelecehan hingga Kematian, Alasan Ini Bikin Orang Nekat Jadi PMI Ilegal

342
×

Tak Peduli Risiko Pelecehan hingga Kematian, Alasan Ini Bikin Orang Nekat Jadi PMI Ilegal

Share this article
Nusa Tenggara Timur adalah salah satu provinsi termiskin di Indonesia, menjadikannya lahan subur untuk diincar agen ilegal. Foto: Shutterstock
banner 468x60

“Senang saja masih hidup,” ujarnya yang kini kembali ke kampung halamannya di Sumatera Barat .

Tahun lalu, sebuah laporan oleh Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) di Indonesia menyebutkan otoritas imigrasi Malaysia bertanggung jawab atas kematian 149 warga negara Indonesia, diduga mereka mengalami kondisi brutal di depot penahanan migran selama lebih dari 18 bulan.

Baca Juga:  Daging Aman, Halal, dan Utuh! Ini Upaya Batam dalam Jaminan Produk Halal

“Alih-alih langsung dideportasi ke Indonesia, para pekerja migran yang tidak memiliki dokumen yang benar malah mengalami penahanan berkepanjangan di pusat-pusat ini di Sabah, di mana mereka menghadapi perlakuan tidak manusiawi,” kata KBMB via This Week in Asia.

Departemen imigrasi Malaysia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Dalam kunjungan bulan Juni ke Malaysia , Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berkomitmen untuk melindungi pekerja migran di Malaysia.

Baca Juga:  Resmikan Masjid Perumahan Yafindo Tembesi, Mahadi Rahman Ajak Warga Jaga Kekompakan
Joko Widodo, presiden Indonesia, kanan, dan Anwar Ibrahim, perdana menteri Malaysia membahas masalah pekerja migran selama kunjungan dua hari Widodo ke Kuala Lumpur pada bulan Juni. Foto: Bloomberg.

Wanita berisiko

Sebagian besar pekerja migran Indonesia adalah perempuan, seringkali bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Malaysia, Arab Saudi , Hong Kong dan Singapura .

Afliana Hitu, 35, dari provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia menggunakan nama palsu – Fransina – untuk mendapatkan paspor dan melakukan perjalanan ke Malaysia dengan bantuan agen yang tidak berlisensi pada tahun 2016 .