“Senang saja masih hidup,” ujarnya yang kini kembali ke kampung halamannya di Sumatera Barat .
Tahun lalu, sebuah laporan oleh Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) di Indonesia menyebutkan otoritas imigrasi Malaysia bertanggung jawab atas kematian 149 warga negara Indonesia, diduga mereka mengalami kondisi brutal di depot penahanan migran selama lebih dari 18 bulan.
“Alih-alih langsung dideportasi ke Indonesia, para pekerja migran yang tidak memiliki dokumen yang benar malah mengalami penahanan berkepanjangan di pusat-pusat ini di Sabah, di mana mereka menghadapi perlakuan tidak manusiawi,” kata KBMB via This Week in Asia.
Departemen imigrasi Malaysia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Dalam kunjungan bulan Juni ke Malaysia , Presiden Indonesia Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim berkomitmen untuk melindungi pekerja migran di Malaysia.

Wanita berisiko
Sebagian besar pekerja migran Indonesia adalah perempuan, seringkali bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Malaysia, Arab Saudi , Hong Kong dan Singapura .
Afliana Hitu, 35, dari provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia menggunakan nama palsu – Fransina – untuk mendapatkan paspor dan melakukan perjalanan ke Malaysia dengan bantuan agen yang tidak berlisensi pada tahun 2016 .