Gudangberita.co.id, Natuna β Keuangan Kabupaten Natuna sedang berada di titik kritis. Dengan utang daerah yang membengkak hingga Rp 180 miliar, muncul pertanyaan besar: apakah ASN di Natuna masih akan menerima tunjangan penuh seperti sebelumnya?
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah Kabupaten Natuna, Suryanto, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utama defisit adalah besarnya belanja pegawai yang mencapai 40% dari total APBD.
Bahkan, tunjangan ASN di Natuna menyedot Rp 15 miliar per bulan, menjadi beban berat bagi kas daerah yang semakin menipis.
“Tunjangan pegawai ini diberikan berdasarkan kemampuan keuangan daerah. Kalau tidak mampu, bagaimana?” kata Suryanto.
Tunjangan ASN 14 Bulan, Bukan 12 Bulan
Kondisi semakin pelik setelah ditemukan bahwa pada tahun 2024, ASN di Natuna menerima tunjangan hingga 14 bulan, padahal seharusnya hanya 12 bulan. Keputusan ini menambah beban daerah sebesar Rp 30 miliar, yang berkontribusi pada membengkaknya utang.
“Seharusnya tunjangan hanya 12 bulan, tapi ada tambahan pembayaran 2 bulan yang membuat keuangan daerah semakin berat,” jelasnya.
Pendapatan Daerah Menurun Drastis
Di sisi lain, pendapatan asli daerah dari tambang pasir kuarsa mengalami penurunan signifikan.