Batam – Nama Bandara Raden Sadjad di Ranai, Kabupaten Natuna kini lebih sering disebut ketimbang Bandara Ranai. Sejak terminal sipil (enclave sipil) Ranai diresmikan pada 2017 lalu untuk penumpang, nama bandara pun tak lama menjadi Bandara Raden Sadjad, seiring dengan nama Pangkalan TNI AU Ranai yang juga berubah menjadi Lanud Raden Sadjad.
Namun tahukah kamu siapa Raden Sadjad? Walau pemberian nama Raden Sadjad sempat ditentang dan usulan mengenai pemberian nama pahlawan asli Natuna mengapung ke permukaan, ternyata pemilihan nama Raden Sadjad ini tak sembarangan. Apalagi sosok di balik nama tersebut juga memiliki histori yang mengakar dalam sejarah dirgantara di Kabupaten Natuna.
Baca juga: Ganjar dan PDIP Jeblok Gegara Timnas Israel, Golkar dan Airlangga Meroket
Pertama kali datang ke Natuna, Raden Sadjad masih berpangkat kapten. Ia lah yang berjasa dalam merintis pembangunan pangkalan udara pada era 1955-1958 di Ranai.
Memori terakhir perjumpaan dengan tokoh ini pun masih terekam oleh Basri yang saat itu masih sekolah di SMA Ranai. Asisten II Pemkab Natuna ini mengakui, dirinya masih ada kaitan saudara dengan istri Raden Sadjad. Istri Raden Sadjad merupakan orang asli Natuna beretnis Tionghoa.
“Beliau itu dulu yang merintis Lanud Ranai pada 1955 sampai 1958. Tapi saya sempat berjumpa pada 1981, saat itu beliau datang dengan petinggi TNI dan panglima ABRI saat itu meresmikan sekolah dan beberapa bangunan lain di Natuna,” kenang Basri.
Baca juga: Pajak Pengiriman Barang Mencekik, Batam Sedang Tak Baik-baik Saja
Bahkan saat itu, karena dulu belum ada teknologi yang mumpuni di Natuna membuat spanduk selamat datang, Basri masih mengingat menggunakan karton dan membuat tulisan sambutan kepada petinggi militer yang hadir ke Natuna pada saat itu.
“Ya saya yang megang karton dengan dua orang teman saya. Karton itu kemudian yang ditulis dengan tangan. Dulu kan nggak ada spanduk,” ujarnya yang sempat menjadi aktivis semasa kuliah di Jakarta.
Selain nama Lanud Ranai, nama Raden Sadjad sebenarnya juga dijadikan nama sebuah lapangan sepakbola di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Letnan Udara Raden Sadjad ternyata bukan sembarang orang. Ia cukup dikenal berawal sebagai pilot pituin Tasikmalaya-Sumedang. Karena kemampuannya menonjol, Sadjad menjadi dihormati pihak Sekutu, terutama kalangan angkatan udara pada Perang Dunia II.
Selanjutnya: Penerbang pesawat pembom…