Gudangberita.co.id, Batam – Curah hujan deras yang mengguyur Kota Batam baru-baru ini kembali membuka borok dalam manajemen sumber daya air di kota ini.
Waduk Sei Harapan, salah satu sumber air baku utama, gagal menjaga kualitas air akibat tingginya kandungan lumpur dari daerah tangkapan air.
Situasi ini tidak hanya mengganggu produksi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sei Harapan, tetapi juga menghentikan suplai air ke puluhan ribu pelanggan, termasuk kawasan industri strategis dan rumah sakit.
Menurut pengamat kebijakan publik Rikson Tampubolon, insiden ini merupakan cerminan buruknya pengelolaan dan kurangnya investasi dalam teknologi pengolahan air yang adaptif terhadap fluktuasi kualitas air baku.
“Kondisi seperti ini menunjukkan lemahnya manajemen air di Batam. Ketergantungan pada teknologi usang tidak lagi relevan dengan tantangan yang ada,” tegasnya, Rabu (15/1/2025).
IPA Sei Harapan Kolaps, Warga Merugi
General Manager SPAM Hilir, Djohan Effendy, menyebut kejadian ini sebagai “force majeure.”
Meski produksi air di IPA Sei Harapan sudah kembali beroperasi secara bertahap sejak Selasa (14/1/2025), banyak pelanggan masih belum mendapatkan suplai air bersih secara normal.
Truk tangki menjadi solusi sementara, tetapi tidak mampu menutupi kebutuhan luas warga dan industri.