PULAU PENYENGAT, yang terletak di perairan Kepulauan Riau, menyimpan berbagai peninggalan sejarah yang mencerminkan kejayaan Islam, adat Melayu, dan perjuangan melawan kolonialisme.
Pulau ini merupakan saksi bisu berbagai peristiwa penting dalam sejarah Kerajaan Riau-Lingga, Johor, dan Pahang. Berikut adalah beberapa peninggalan bersejarah yang menjadi daya tarik wisata dan edukasi, sebagaimana dicatat dalam buku Peninggalan-peninggalan Sejarah Pulau Penyengat karya R. Hamzah Yunus (UNRI Press, 2003).
- Masjid Raya Sultan Riau (Masjid Penyengat)
Masjid megah ini didirikan pada 1 Syawal 1249 H (1832 M) atas prakarsa Yang Dipertuan Muda VII, Raja Abdul Rahman. Dengan panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, masjid ini memiliki 17 kubah dan menara, melambangkan jumlah rakaat dalam shalat wajib umat Islam.
Masjid ini unik karena dalam pembangunannya digunakan putih telur sebagai campuran kapur untuk memperkokoh bangunan. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi bukti kegotongroyongan masyarakat Pulau Penyengat.
- Bekas Gedung Engku Haji Daud Tabib Kerajaan
Meskipun kini hanya tersisa empat bidang dinding dan kerangka pintu serta jendela, gedung ini menjadi saksi bisu peradaban masa lalu. Terletak di pusat keramaian, bangunan ini tetap menarik perhatian pengunjung yang ingin menelusuri jejak sejarah kerajaan.