Gudangberita.co.id, Natuna – Ada indikasi tambang pasir kuarsa di Kecamatan Bunguran Utara mencemari lingkungan. Warga mengeluh terjadinya perubahan warna pada air Sungai Kelarik di daerah tersebut.
Aktivis lingkungan di Natuna, Cherman sekaligus sebagai Leader Komunitas Jelajah Bahari Natuna (JBN) turut menyoroti hal ini. Menurutnya, salah satu indikator air tercemar adalah apabila air tersebut mengalami perubahan warna.
“Sebelum ada aktivitas penambangan setiap hujan pasti keruh tapi bukan kuning begini, dulu juga warga tau kalau hujan keruh, tapi keruhnya seperti air teh dampak dari akar kayu, kalau ini kan dampak dari sedimen lumpur,” ujar Cherman, Kamis (6/6/2024).

Menurutnya sedimen lumpur yang berada di air tersebut akan merusak ekosistem. “Pada akhirnya akan berdampak pada perekonomian warga setempat,” sesalnya.
Cherman menambahkan, tempat berkembang biak bibit ikan kerapu, kepiting dan udang juga pastinya akan rusak dan berdampak pada mata pencaharian warga.
“Mungkin dua tiga tahun kedepan belum dirasakan oleh warga tetapi jika ini terus berlangsung yakinlah lima atau enam tahun kedepan warga akan merasakan dampaknya secara nyata,” ujar dia
Ia meminta pemerintah melakukan ulang analisis dampak lingkungan (Amdal) dari aktivitas penambangan agar tidak merugikan masyarakat. Ia menegaskan bahwa dirinya sejak awal telah mengingatkan tokoh masyarakat setempat akan dampak lingkungan dari aktvitas tambang pasir.