Gudangberita.co.id – Batam tengah menghadapi krisis pengelolaan sampah yang kian memburuk. Sekretaris Komisi I DPRD Batam, Anwar Anas, menuding keterbatasan armada pengangkut dan minimnya buldozer di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur sebagai penyebab utama penumpukan sampah.
Namun, pernyataan ini mendapat kritik tajam dari aktivis dan penggiat sosial media, Yusril Koto, yang menyebut akar masalahnya jauh lebih kompleks.
Yusril menilai pernyataan Anas sebagai bentuk cara berpikir instan tanpa kajian mendalam. Ia meminta DPRD Batam untuk menelaah kembali Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 Tahun 2013 tentang pengelolaan sampah.
Menurutnya, banyak ketentuan dalam Perda ini yang tidak dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), sehingga sistem pengelolaan sampah di Batam menjadi kacau.
“Coba bapak baca itu. Banyak ketentuan yang tidak dijalankan DLH dalam pengelolaan sampah di Kota Batam,” sindir Yusril, Jumat (7/2/2025).
Benarkah Armada yang Minim?
Lebih lanjut, Yusril menepis klaim bahwa kekurangan armada menjadi masalah utama. Ia menyoroti keberadaan sekitar 30 unit armada pengangkut sampah yang mangkrak di bengkel Baloi Mas. Hal ini memunculkan pertanyaan besar mengenai transparansi anggaran perbaikan armada.