BatamBreaking NewsKepriZona Headline

Wahyu Wahyudin: Kepri Perlu Alat Canggih Pantau Pembuangan Limbah Ilegal di Laut

60
×

Wahyu Wahyudin: Kepri Perlu Alat Canggih Pantau Pembuangan Limbah Ilegal di Laut

Share this article
Petugas KKP tengah mengambil sampel limbah minyak hitam di perairan Nongsa pada 2019 lalu. Kini limbah serupa juga menghampiri kawasan Nongsa. (Foto: ist)
banner 468x60

Batam – Kampung Melayu, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau, merupakan salah satu daerah yang sangat terkenal dengan perairannya yang indah dan mempesona. Namun, keindahan alam yang seharusnya menjadi sumber penghidupan bagi para nelayan setempat, kini menjadi sumber masalah bagi mereka.

Baca juga: Pantai di Batam Tercemar Limbah Minyak Hitam Diduga Akibat Kebakaran Kapal Tanker Asing

Setidaknya, ada 11 kelompok nelayan yang terkena dampak dari pencemaran limbah B3 cair yang mencemari kawasan perairan di Kampung Melayu. Hal ini membuat para nelayan menjadi kesulitan untuk melaut dan mencari ikan. Hasil tangkapan mereka menurun drastis.

Baca Juga:  VIDEO: Ricuh Warnai Rapat RDP Polemik Lahan Teluk Bakau di DPRD Batam

Kondisi ini mempengaruhi kehidupan para nelayan yang selama ini bergantung pada hasil laut sebagai mata pencaharian utama. Dari 11 kelompok nelayan tersebut, sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) terdampak langsung oleh kondisi perairan yang tercemar tersebut.

Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas perbuatan pembuangan limbah yang telah merusak perairan di Kampung Melayu. Baik itu dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, pihak terkait harus bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

Baca Juga:  Drama Percobaan Pemerkosaan di Bintan Utara: Pelaku Kembali ke TKP karena Sandal Tertinggal

Baca juga: Limbah Hitam Cemari Pantai Batam, Tanker Bocor atau ‘Penyakit’ Musiman?

“Saya sedang mencari informasi terkait siapa yang membuang limbah tersebut. Pihak terkait harus bertanggung jawab atas tindakan mereka. Jangan sampai terjadi lagi di masa depan. Dari segi pengawasan, ini menunjukkan bahwa masih lemah,” ujar Wahyu, (Kamis (5/4/2023).

Menurut Wahyu, Kepri maupun Batam harus memiliki alat canggih untuk memantau situasi di laut guna menghindari tindakan pembuangan limbah berbahaya. Oleh karena itu, ia menyarankan agar pihak terkait bekerjasama dengan pihak Perhubungan Laut di kementerian untuk memastikan bahwa hal ini tidak terulang kembali.