Gudangberita.co.id, Gaza – Konflik berkelanjutan antara kelompok Hamas Palestina dan pasukan Israel di Jalur Gaza tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik yang parah, tetapi juga menghadirkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk bagi warga sipil.
Sejak serangan dimulai pada Sabtu pekan lalu, serangan Israel telah merusak puluhan bangunan tempat tinggal, kantor perusahaan telekomunikasi, bahkan gedung fakultas Universitas Islam Gaza.
Bahkan wilayah Rimal, yang dikenal sebagai salah satu lingkungan terkaya dan paling tenang di Kota Gaza, tidak terhindar dari ledakan dahsyat pada Senin malam. Suasana genting ini membuat anak-anak menjerit, dan tidak ada penduduk yang bisa tidur dengan tenang.
Seorang warga Rimal, Mohammed Abu al-Kass, mengungkapkan keputusasaannya sambil menggendong putrinya Shahd di jalan.
Ia berkata, “Saya kehilangan segalanya. Apartemen saya, tempat tinggal anak-anak saya, ada di sini, di gedung ini. Toko kelontong saya di bawah gedung hancur.”
Kemudian, ia bertanya dengan nada penuh kebingungan, “Ke mana kami pergi? Kami menjadi tunawisma. Tidak ada lagi tempat berlindung atau pekerjaan bagi kami.”
Sambil menuduh militer Israel menargetkan warga sipil, ia mempertanyakan, “Apakah rumah dan toko kelontong saya menjadi sasaran militer, Israel?”