Batam – Singapura melaporkan kualitas udara yang menurun baru-baru ini. Hanya saja bukan karena kabut kebakaran asap dari Indonesia atau kondisi polusi kendaraan, namun berkenaan dengan cuaca yang lebih kering dan hangat, lantaran fenomena El Nino diperkirakan bakal berkembang pada paruh kedua 2023.
Badan Meteorologi Singapura (Met Service) memperkirakan, kondisi tersebut bakal memicu cuaca yang lebih hangat dan lebih kering di Singapura dan kawasan sekitarnya, terhitung pada Juni hingga Oktober tahun ini. Walhasil, risiko kabut lintas batas di Singapura dan kawasan sekitarnya juga meningkat.
“Masyarakat juga diimbau untuk melakukan persiapan seperti memastikan masker wajah N95 dan pembersih udara yang cukup dalam kondisi kerja yang baik,” kata otoritas cuaca dan iklim nasional dikutip dari Channel News Asia, Selasa (30/5/2023).
Layanan Met juga menjelaskan, ada 70 hingga 80 persen kemungkinan fenomena El Nino akan terjadi tahun ini. Diketahui, El Nino memiliki pengaruh besar terhadap curah hujan Singapura. Dengan begitu menurut Met, musim kemarau tahun ini akan berlangsung lebih intens dan berkepanjangan dibandingkan beberapa tahun terakhir.