Kawan ngopi saya memang tak alim. Sholat ke masjid pun kalau diajak baru dia ikut. Tapi, kalau diskusi soal agama dia selalu keras. Apalagi kalau dicampur dengan bau-bau politik, jadilah dia paling lantang, padahal dia bukan pengurus parpol, apalagi anggota dewan, hehehe….
Nah, perbedaan mengenai hari Idul Adha tahun 2023 ini juga memancing komentar tajam kawan saya ini. Mungkin seluruh orang di kedai kopi yang terletak di bilangan Batam Center itu, mendengar komen kawan tadi.
“Kalau Idul Fitri itu berbeda dapatlah diterima karena perbedaan dalam metode penghitungan awal bulan yakni; hisab dan rukyat. Tapi ini Idul Adha, sejak dulu dirayakan dengan patokan saat Jamaah Haji wukuf di Arafah. Setelah hari ini wukuf, besoknya Idul Adha, begitu dari dulu. Tak pernah kita berbeda terkait idul Adha ini. Kok sekarang diukur dari hilal. Makin aneh-aneh sekarang ni. Ape kesah ni?” demikian panjang lebar kawan ngopi saya ini memulai perbualan.
Saya pula hanya mengingatkan kawan tadi, sebagaimana disampaikan sejumlah tokoh di Tanah Air, agar tidak mempertajam perbedaan itu. Bagi saya, substansi Idul Adha itu adalah ibadah haji dan ibadah kurban. “
Perbedaan ini menuntut kita lebih sabar; baik sabar beribadah kurban dengan membeli hewan kurban terbaik ditambah sabar melihat perbedaan ini,” ajak saya.