Batam – Dirut PT Bandara Internasional Batam (BIB), Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan sebuah keniscayaan pihak bandara tidak menjalin kerjasama dengan aplikator taksi online.
“Suatu keniscayaan, kita tidak bisa tolak lagi kebutuhan masyarakat, besok, bulan depan, tahun depan. Bandara lain sudah tembus semua (kerjasama dengan taksi online). Ini bukan mau bandara atau pemerinta. Tapi keinginan penumpang untuk punya pilihan. Sama juga seperti pilihan naik pesawat,” ucapnya.
Ia menegaskan, secara umum, bandara berkewajiban menyediakan layanan angkutan transportasi darat dan udara baik layanan premium, midle dan low cost.
“Low cost baru ada Bis Damri, taksi premium belum ada. Kalau di Jakarta ada Golden bird silver bidr, taksi konvesional. Makanya kalau penumpang Garuda (premium) biasanya menggunakan jemputan. Yang midle class ada taksi konvensional. Nah yang low cost belum terlayani,” sebutnya.
Menurutnya banyak milenial, pekerja migran, buruh yang kemampuan mereka bukan naik taksi konvensional, dan membutuhkan taksi online.
“Kami sebagai penyedia bandara wajib menyediakan seluruh transportasi darat yang dibutuhkan masyarakat. Ini yang kita usahakan bagaimana seperti bandara lain, ada layanan premium, konvensional (midel cost) dan online (low cost),” tuturnya