SingapuraZona Headline

Robot Masuk Dapur! Krisis Tenaga Kerja Mengubah Wajah Kuliner Singapura

370
×

Robot Masuk Dapur! Krisis Tenaga Kerja Mengubah Wajah Kuliner Singapura

Share this article
Robot koki penyaji laksa di Singapura. (Foto: AFP)
banner 468x60

Gudangberita.co.id, Batam – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, pekerjaan di gerai kaki lima menjadi salah satu yang paling dihindari masyarakat Singapura. Bahkan, gaji hingga SGD 4.000 per bulan (sekitar Rp 48 juta) tak mampu menarik minat tenaga kerja lokal. Hal ini memaksa sejumlah pemilik usaha untuk mencari solusi kreatif, termasuk menggunakan robot sebagai pengganti manusia.

Baca Juga:  'Buang Saja, Kan Itu Uang Bapak': Yusril Koto Bongkar Sikap Sekuriti BI di Batam

Ang Chip Hong, pemilik gerai Wok AI, mengungkapkan bahwa tidak ada warga lokal yang melamar pekerjaan sebagai koki di kedainya, meskipun penghasilan yang ditawarkan terbilang besar.

Menurutnya, beban kerja yang panjang dan lingkungan panas di dapur menjadi alasan utama. “Orang Singapura tidak menginginkan pekerjaan ini. Mereka lebih memilih pekerjaan kantoran yang nyaman, meski gajinya lebih rendah,” ujar Ang, Sabtu (25/1/2025), dikutip dari South China Morning Post.

Baca Juga:  Kebakaran di Bengkong, Api Membesar Saat Warga Bersiap Salat Jumat

Kebijakan Pemerintah Perketat Pilihan Tenaga Kerja

Kesulitan pedagang kaki lima semakin diperparah dengan kebijakan dari Badan Lingkungan Nasional (NEA) yang mengharuskan pegawai gerai kaki lima adalah warga negara Singapura. Kebijakan ini bertujuan untuk mempertahankan identitas lokal, tetapi justru membuat para pedagang kewalahan mencari staf.