BatamZona Headline

Proyek Penimbunan DAS Baloi Batam Bikin Bingung: Taman Mewah, Sungai Hilang

737
×

Proyek Penimbunan DAS Baloi Batam Bikin Bingung: Taman Mewah, Sungai Hilang

Share this article

Penataan DAS Baloi yang menyempit dengan dibangun taman dipertanyakan kajian teknis dan urgensinya di tengah fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) Baloi yang harusnya dinormalisasi yakni dikeruk kembali dan dilebarkan seperti semula, usai ditimbun dengan material proyek apartemen milik PKP.

Penampakan desain penataan DAS Baloi dengan dibangun taman. Warga bertanya untuk kepentingan siapa? (Foto: ist)
banner 468x60

Gudangberita.co.id, Batam — Rencana penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Baloi Indah menuai kritik tajam dari publik. Alih-alih menghadirkan solusi terhadap penyempitan aliran sungai dan potensi banjir, proyek yang digadang-gadang menjadi ruang terbuka hijau justru dianggap menyisakan banyak tanda tanya.

Aktivis sekaligus Penggiat media sosial di Batam, Yusril Koto menjadi salah satu suara vokal yang mempertanyakan proyek ini. Dalam video TikTok-nya yang viral pada Jumat (18/4/2025), Yusril menyebut penataan DAS Baloi terkesan “lucu” dan kehilangan substansi utama: fungsi sungai sebagai pengendali air.

Baca Juga:  Rencana Penggusuran Rempang Hari Ini, Kapolresta Barelang: Ditunda..

“Harusnya normalisasi itu melebarkan badan sungai. Tapi yang terjadi, dari gambar maket, aliran sungai malah semakin sempit. Di kiri-kanannya dibangun, bahkan ada ruko dan taman. Kalau ruang terbuka hijau untuk resapan air, oke. Tapi ini jelas mempersempit sungai,” ujar Yusril.

Ia juga menyinggung soal timbunan sungai Baloi yang pernah bermasalah secara hukum namun hingga kini belum ditangani secara tuntas. “Kalau tidak digali kembali, itu bukan normalisasi. Ini malah bikin lebih sempit, kajiannya di mana?” herannya.

Baca Juga:  Tanggapi Kasus Penipuan Driver di Batam, Maxim: Hindari Order Offline demi Keselamatan

Warga: Taman Untuk Siapa?

Keluhan tak hanya datang dari aktivis. Ade, Ketua RT 05/RW 06 Kelurahan Permata Baloi, juga mempertanyakan siapa yang sebenarnya menjadi target dari proyek ini. Ia mengaku bingung dengan konsep penataan yang dinilainya tidak berpihak pada warga.