Pada zaman kolonial, Batam menjadi markas penting bagi Laksamana Hang Nadim dalam melawan penjajahan Belanda. Peran strategisnya terus berlanjut, terutama pada 1960-an ketika pulau ini dijadikan basis logistik untuk minyak bumi di Pulau Sambu. Satu dekade kemudian, Batam mulai berkembang menjadi pusat operasi minyak dan gas bumi oleh Pertamina.
Mimpi Besar Menjadi ‘Singapura’ Indonesia
Transformasi Batam menjadi pusat ekonomi tidak lepas dari visi pemerintah yang ingin menjadikannya “Singapura” versi Indonesia. Melalui Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 1973, pemerintah membentuk Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, yang kini dikenal sebagai Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).
Tahun 1980 menjadi tonggak penting ketika status Batam ditingkatkan menjadi kotamadya. Pembangunan besar-besaran dilakukan, meliputi infrastruktur modern dan fasilitas internasional. Langkah ini bertujuan agar Batam dapat bersaing dengan kawasan serupa di Asia Pasifik.
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam juga diuntungkan dengan penerapan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone/FTZ), yang dikuatkan oleh berbagai regulasi, termasuk Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000 dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007. Selain itu, pembahasan tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) semakin memperkokoh posisi Batam sebagai pusat ekonomi unggulan.













