Gudangberita.co.id, Natuna – Layanan PLN Natuna kini dikeluhkan warga. Pemadaman listrik bergilir berjam-jam membuat aktivitas warga terganggu. Langkah ini memang harus diambil PLN karena kekurangan pasokan daya (defisit) akibat kerusakan sejumlah mesin pembangkit diesel.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) selama ini menjadi andalan PLN Natuna dalam melayani kebutuhan energi listrik warga. Dua PLTD di Ranai dan di Pian Tengah (Selat Lampa). Namun kerusakan mesin menjadi momok menakutkan yang terjadi selama ini. Salah satu faktornya karena kondisi geografis natuna yang berada di wilayah kepulauan terluar Indonesia, sehingga untuk mendatangkan sparepart saja, butuh pengurusan adminstrasi dan proses transportasi berbulan-bulan.
Namun di satu sisi kebutuhan listrik warga tak bisa ditunda, pasalnya keberlangsungan hidup berputar setiap hari. Sebelumnya ada wacana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya, hanya saja hal itu belum diketahui kapan terealisasi.
Manager Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Natuna Boni Sofianto membeberkan, sejatinya PLN sudah menyiapkan ‘jurus pamungkas’ menghadapi musuh bebuyutan mereka, yakni kerusakan mesin PLTD yang dari dulu masalahnya itu-itu saja.
Boni membeberkan terkait rencana pemerintah dalam pengembangan energi listrik di Natuna. Ia mengatakan berdasarkan peraturan pemerintah saat ini, sudah tidak dibenarkan menambah aset mesin pembangkit berbahan bakar diesel.
“Dalam rencana investasi di masa mendatang, PLN tidak lagi menambah mesin diesel. Itu sudah dilarang. Tapi menggunakan energi terbarukan,” beber Boni kepada GudangBerita di kantornya, Rabu (24/5/2023) lalu.
Khususnya di Natuna sambungnya, energi terbarukan yang akan digunakan adalah pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS). PLN sudah melakukan pengkajian dan survei maupun lahan.
“Pembangkit yang akan dibangun itu sekitar 15 Mega Watt. Dan lahan yang dibutuhkan sekitar 15 hektare. Lahan yang cocok itu sudah disurvei dan kesiapan serta estimasi harga lahan,” ujarnya.
Selanjutnya: Dua opsi bangun PLTS..