Batam – Kondisi pasokan listrik di Batam diakui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberapa hari terakhir kian mengkhawatirkan
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan, cadangan listrik (reserves margin) di Batam semakin menipis, sehingga pelanggan diminta untuk menyalakan genset berbahan bakar minyak (BBM).
“Mungkin beberapa hari ini kita sudah merasakan listrik Batam seperti apa. Kita terbuka saja, minggu lalu ada 55 MW yang membuat reserves margin sangat menipis dan meminta pelanggan yang punya genset dengan bantuan BBM PLN Batam untuk menyalakan gensetnya, kan sudah gak sehat,” ungkapnya dalam acara Diseminasi RUPTL PT PLN Batam, Jumat (26/5/2023).
Jisman mengatakan, kondisi ini tak lain karena dimulai dari perencanaan yang tidak sesuai. Ditambah lagi, ada sejumlah isu ketika sejumlah proyek infrastruktur ketenagalistrikan dibangun, seperti masalah perizinan, resistensi dari masyarakat, dan lainnya.
Dampaknya, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, termasuk pembangkit listrik, pun menjadi terlambat.
“Jadi perencanaan harus betul-betul dihitung dengan benar, namun yang kami pikir sekarang sebenarnya ada memang dalam perencanaan ini selalu yang namanya pas itu jarang kita dapat. Bagaimana ada kaitannya dengan delay pembangunan, perizinan, resistensi masyarakat,” jelasnya.
Dia pun menegaskan, bila terdapat kelebihan pasokan listrik itu lebih baik daripada defisit listrik. Pasalnya, dengan tersedianya pasokan listrik, maka ini bisa membuat industri di daerah semakin berkembang.
“Ada 2 gendangnya over capacity atau defisit. Yang kita pilih yang mana? Saya pikir lisrik itu di depan sediakan infrastruktur, kita harus ubah paradigma itu karena kan industri akan masuk, sedangkan bangun listrik gak bisa 2-3 bulan, PLTU 4 tahun, PLTA 7 tahun itu belum karena ada persoalan perizinan. Saya pikir over capacity gak masalah sepanjang bisa dipertanggungjawabkan karena di depan,” jelasnya.