Gudangberita.co.id – Jika diperhatikan saat ini, konten yang banyak diminati justru konten yang apa adanya, alias minim editing.
Konten review makanan misalnya, video yang ditampilkan hanya bermodal ekspresi dan interaksi yang terjadi secara alami dari si food vlogger.
Menurut CEO hmns.id Rizky Arief Dwi Prakoso, human interactions adalah hal yang tidak tergantikan.
Berbeda dengan 10-20 tahun yang lalu, di mana desain atau editan yang bagus akan membuat orang lebih mengapresasi konten, sekarang konten di medsos (TikTok misalnya) justru lebih simpel.
“Kalau lihat yang rising di TikTok, memang ada konten TikTok yang heavenly edited? Memang ada beberapa, tapi justru yang sifatnya raw, yang nggak ada editing cuma human interaction lebih disukai,” kara Rizky di acara NGOPI (Ngobrolin Peristiwa Informasi dan Teknologi) detikINET, Jumat (26/7/2024).
Rizky berpendapat bahwa orang akan selalu menghargai keaslian (autentikasi) dan perbedaan yang ditawarkan dari sebuah konten. Semua dipengaruhi dari supply dan demand yang ada di pasaran saat ini.
“Ketika dulu supply editing bagus sedikit, maka orang lebih appreciate yang diedit. Saat editing semakin banyak, ada CapCut misalnya, tinggal pakai template, atau ChatGPT bisa produce video oke banget, nah yang lebih sedikit di-produce lah yang menang. Jadi it’s about being difference dan authentic,” ujarnya.